Seperti janjiku kemarin, terinspirasi dari kisah cinta masa lalu Pak Amin, hari ini aq berniat, baru berniat lho, gak tau kapan terlaksananya, hehehe...
Hari ini aq berniat menulis sebuah novel, bukan novel ding, lebih tepatnya sebuah karangan cerita yg rencananya akan aq posting di blog ini secara bersambung.
Cerita ini nanti aq buat dng format autobiography. Atau seolah-olah ini adalah kisah aq sendiri sebagai sang penulis.
Nah demi terlaksananya ambisiku ini, mulai hari ini aq sudah berusaha mengumpulkan data-data dari berbagai sumber, baik itu langsung dari Pak Amin, dari orang-orang yg laen yg bersangkutan maupun dari orang yg gak ada hubungannya sekalipun, seperti tetangga Pak Amin yg punya lesung pipit itu, hehehe.... Semualah pokoknya, aq tanyai satu persatu. Termasuk juga kalian para pembaca blogku yg paling setia.
Dan dari hasil observasiku itu, aq juga uda menentukan lokasi kejadiannya sekalian. Disini aq memutuskan untuk menjadikan tempat kost Pak Amin sebagai lokasi utama. Depot bakso Cak Li, Halte depan kampus STIKOM dan THR Surabaya Mall sebagai lokasi pendukungnya. Nah untuk waktunya, aq samakan aja dengan kisah aslinya yaitu sekitar Desember 1998 yg saat itu banyak orang menganggab bahwa ponsel adalah sebuah barang langka yg sangat berharga yg gak setiap orang, mampu memilikinya.
Jadi sebagai penulis, aq minta maaf kalau pemilihan kata-kata dalam cerita itu nanti sudah gak sesuai lagi dengan bahasa yg sedang trend saat ini. Itu semua emang aq sengaja agar para pembacanya bisa ikut larut dalam kejadian yg sebenarnya waktu itu.
Para pemain pendukungnya ada sekitar enam orang. Dua pemeran utama dan empat pemeran pembantu, yaitu Pak Amin yg diperankan oleh sang penulis, mantannya Pak Amin, aq kasih nama Ajeng, (hehe... maaf buat yg punya nama sama), Yogi, teman sekamar Pak Amin dan beberapa nama yg lain yg gak mungkin aq sebutin satu persatu.
Kisah ini sendiri nantinya akan menceritakan seorang cowok yg akan menikah dengan seorang gadis yg baru dikenalnya beberapa bulan sebelumnya. Tapi sebenernya dia gak mencintai gadis itu karna jauh dilubuk hatinya, masih tersirat jelas sebuah nama.
Adalah Ajeng, seorang gadis cantiq yg masih berdarah biru keturunan Raden Panji. Kekasih tercintanya yg gagal di persunting, hanya karena sebuah kesalah-pahaman. Dan Ajeng inilah yg sempat membuatnya frustasi sehingga tanpa sadar dia telah mengucap sumpah pada Sang Khalik bahwa, siapapun wanita yg akan hadir setelah Ajeng, akan diterimanya ikhlas sepenuh jiwa meski itu hanya dengan berbekal segelintir cinta yg masih sempat tersisa di dalam hatinya.
Nah pada saat tanggal pernikahannya itu kurang beberapa bulan lagi, tiba-tiba Ajeng datang kembali dan menyatakan bahwa sebenarnya Ajeng juga sangat mencintainya dan bersedia menjadi pendamping dalam hidupnya.
Tapi apa dikata,
"Maaf Jeng.. semua sudah terlambat...!" hampir tak terdengar dia mengucap kalimat itu di antara binar-binar asa di wajah Ajeng.
Dan kita semua pasti sudah dapat menduga kisah selanjutnya, betapa terpukulnya hati Ajeng mendengar pernyataan orang yg dicintainya itu. Dan terlebih setelah tahu bahwa sebentar lagi dia akan menikah dengan sahabat lamanya, Wiwin.
Nah... gimanakah cara dia menyelesaikan masalah rumit ini ?
Bagaimana pula cara dia mencegah agar semua dapat berakhir baik-baik saja?
Marilah kita ikuti kisah selengkapnya yg sebentar lagi akan aq terbitkan di blog ini.
Tapi aq harap semua masih bisa menahan rasa penasarannya dan memiliki tingkat kesabaran yg luar biasa, karena cerita yg uda aq ungkapkan panjang lebar diatas, semuanya masih tersimpan rapi dan tersembunyi di sudut-sudut otak kecilku.
Atau dengan kata lain, semua itu masih berada dalam angan-anganku, hahahaha....
12 comments:
Pertamaxx... Pertamaxx...
Gimana to Mas, Mas...
Lha wong masih diangan-angan koq uda digembor-gemborkan mau diterbitkan, gimana sih..??
Salam,
Kalau manusia mengambil teknoloji semut maka dunia akan aman
kisahmu yo thoo? ngakuuuu
hhehee.. ayou riosisemut....
di bukuin ajah... tar rinie baca ... penasaran niii... hahaiiii
waduuuuuh ...kacau deh kalo semut bikin cerita.....curiga tiap posting-annya ga nyambung ma cerita sebelumnya hehehehhehe...
semangaat semuuuuut!!!! kali aja bisa bikin novel...hohoho
wah, penasaran nih. Semut bikin novel. coba...mana ada di dunia persemutan, ada semut bikin novel. nulisnya pake apa, mut? soalnya, kalo pake komputer, badan semut aja masih kalah gede sama tuts kompi. he he he...canda ya, mut..jangan cemberut dong! nanti imutnya ilang.
tak apa lah mut..biarpun masih rencana diceritain...
berarti aku tunggu beneran ini... novel karya si semut...pake kaca pembesar dong bacanya...soalnya pasti kuecillll...kayak semuttt.....
meski masih dalam rencana moga jadi penyemangat utk segera mewujudkan dan biar bunda sgr bisa membacanya...oke
hehehe semoga terwujud yah keinginan bikin nopelnya, mut;)
Hahahaha
Masih sinopsis ya?
Tak tunggu novelnya ya..
@rampadan :
Iya Mas msh Sinopsis, tungguin aja.
@wendy :
Amin Wend...
@bunda :
Iya Bun... makasih uda berkunjung.
@anna :
xixixi..iya Non.. tungguin aja, jng lupa bawa kaca pembesar.
@sang cerpenis :
Hahaha...bisa aja km Fan...
Di tunggu aja ya..
@ella :
Tenang aja Cantiq, gak bakalan kacau koq...
Pasti ntar aq buat saling bertautan.
@rini :
Oke Rin, tungguin aja ya...
Penasaran ya?
@cebong :
Cuma novel Bong,..
Dudu autobiographyku.
@pak karamu :
Wa alaikum Salam Bah...
Smoga para Manusia meniru sifat baik Semut, amin.
wah bgus tuch idenya mempromosikan karya lwt blog, hhee.. mg sukses 'calon' novelnya..
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar
[ Kotak Komentar Klasik ]Blue link↑↑diatas↑↑, bisa kalian gunakan saat kalian kesulitan koment karena sedang ngeblog via ponsel.
Tinggalkan jejakmu disini Sob..
komentar kalian adalah semangat buat Semut untuk menerbitkan entri berikutnya.