Ikut Take Me Out, Pengalaman Yang Begitu Sulit Aku Lupakan

Warning !!
Postingan ini akan sangat panjang
dan bisa membuat kalian senyum-senyum sendiri.
So... buat yg gak hobby baca atau gak suka ketawa
silakan langsung koment aja,
tapi jangan salahkan aku kalo ntar kamu malah cuma bengong sendiri,
sementara yg lain pada asyik ketawa..!



Take Me Out Versi Semut

Take Me Out di dunia Semut sangat jauh berbeda dengan di dunia kalian. Disini, siapapun boleh ikut, dari anak-anak di bawah umur sampai yg udah beristri sekalipun. Dan semua prosedur serta tata caranya, terserah sama Rio Sang Penulis.


Alkisah......
Jum'at malam itu... suasana di dunia Persemutan nampak lengang. Tak satupun terlihat warga berkeliaran di luar sana. Mereka semua pada anteng duduk nyantai di depan pesawat televisi masing-masing. Usut punya usut ternyata mereka sedang asyik mantengin acara favoritnya, Take Me Out di salah satu stasiun tv termanis di negri itu, IndoSugar.
Rupanya mereka lagi nungguin giliran salah satu warganya yg kabarnya akan tampil di acara tersebut.

Sang pembawa acara Choky Si Bolangpun, nampak begitu santai memandu pria-pria tampan yg uda siap menjadi target aksinya.

"Baiklah Pria Tampan yg kelima... tinggal satu lampu podium yg masih menyala... dialah Yenny d'Capricorn. Seorang gadis cantiq dengan rambut panjang lurus sepinggang. Seorang bintang iklan shampo SunSik Alang-alang, yg sedang naik daun.
Jemput pasanganmu itu dan bawa dia kemari Bro.... dialah cinta sejatimu. Jangan ragu lagi genggam jemari tangannya dan segeralah melangkah ke Romantic Room.
Saya ucapkan selamat buat kalian berdua, semoga hubungan ini bisa dilanjut ke jenjang yg lebih serius. Silakan..." ucap Choky sambil menunjuk ke arah tangga keluar.
Dan tepukan penontonpun mengantarkan langkah mereka menjauh.. makin jauh.. dan semakin jauh lagi.

"Baiklah para wanita cantiq yg masih tetap bertahan.., akan saya panggilkan pria tampan yg terakhir. Siapakah dia?
Inilah dia, mari kita sambut,
Pria Tampan yg Terakhir, tunjukkan dirimu Bro...!"

Jeng njreeenggg...
Dan nampaklah dari arah pintu masuk, seorang pria berpenampilan rapi, tengah berjalan dengan penuh percaya diri. Jeans hitam yg berpadu dengan kemeja kotak-kotak itu, nampak serasi sekali dengan postur tubuhnya yg tinggi ramping. Raut wajahnya yg terkesan imutpun, membuat sorak para penonton semakin riuh. Bak seorang model, dia berlenggak-lenggok kesana- kemari.

"Cepat kemari Bro... uda cukup tepe-tepenya, sekarang perkenalkan dulu siapa dirimu"

"Oke Choky.
Hai Cantiq... perkenalkan.. namaku Tio Ti Temut, atau panggil aja aku Tio. Usia 29 tahun. Aku seorang manager di salah satu perusahaan swasta ternama di Negri Semut. Dan aku seorang muslim."

"Baik.!! 29 tahun, seorang manager.
Para wanita cantiq.. apa kalian tertarik dengan pria ini?? Oke tentukan pilihanmu dimulai dariiii....
sekarang..!!"

Dan terdengarlah suara,
"jiub..! jiub..! jiub..! jiub..!" beberapa lampu podium mati.

"5..4..3..2..1... cukup..!" segera Choky menghentikan aksi mereka,
"ada Rinie.. Ika.. Vivit.. Dhyna.. Layliela.. Fammy.. Nimit.. dan masih banyak lagi. Saya akan ke Ayu dulu.
Ayu Lastri, 17 tahun, seorang pelajar SMU asal Bali. Kenapa kamu mematikan lampunya Ayu, apa yg kurang dari dia??"

"emmm... gimana ya.. buat aku dia tuh ketuaan banget Choky.. bayangin deh, dia 29 sedang aku masih melangkah ke 17.. sorry aku gak mau bernasib sama seperti calon istri Syeh Puji yg sekarang cuma bisa gigit jarinya masing-masing, aku nyari yg seumuran aja deh..."

"Cari yg seumuran...
Tanggapanmu Bro?"

"it's okay, gak majalah.. masih banyak koq yg nyalain lampu, nyantai ajaaa.."

"Oke, saya ke Fammy sekarang. 27 tahun seorang Notaris. Apa yg kamu liat dari seorang Tio, sehingga kamu masih tetap bertahan?"

"Sepertinya dia baik, tegas, jujur dan masa depannya menjanjikan, itu aja."

"Baik kalo gitu mari kita lanjut ke tahap perkenalan berikutnya..
Para wanita cantiq... simak baik-baik tayangan berikut.."

jeng njeenggg...
videopun segera diputar, mulai saat Tio bangun tidur, lalu berangkat kerja yg lebih milih pake motor ijonya, daripada bawa Hyundai Atoz kecil jelek itu, sampai ketika dia ngadepin para bawahannya, semua terekam jelas dalam tayangan tersebut.

"Oke Girls.. sebelum kalian menentukan pilihan.. Tio juga mau nunjukin sesuatu buat kalian. Ini dia sebuah lagu yg di iringinya dengan permainan piano, silahkan Bro.."

"Thank's Choky, lagu ini khusus aku persembahkan buat wanita cantiq yg ada di podium ke empat, Nothing Can't Stop Us Now."

"Sebentar Bro.. podium empat..
Dhyna... sudikah kiranya kamu menemani Tio bernyanyi disini?"

Dan akhirnya, Dhynapun ikut berdiri mesra di samping kiri piano itu. Tio segera menekan tuts-tuts piano itu,

teng tong teng jreng.. teng tong teng jreeng...

soft as a rainbow... like stardust and moonglow.. I see the love in your eyes.....
....................................bla bla bla.......

nothing can stop this love we're making... nothing can stand in our way..

nothing can block this road we've taken.. nothing can't stop us now...
nothing can't stop us now.#


plok..! plok..! plok..! tepukan sorak penontonpun menggelora mengiringi Tio yg berdiri tanpa kedip menatap Dhyna yg melangkah kembali ke podiumnya.

"Oke Girls... setelah kalian simak lagu dan tayangan tadi, gimana sekarang tanggapan kalian?? mau lanjut atau cukup aja sampai disini?? Tentukan pilihanmu dimulai dariiiii...
sekarang..!!"

"jiub..! jiub..! jiub..! jiub..! jiub..! jiub..!" makin banyak aja lampu podium yg mati.
"5..4..3..2..1..." jiup..! "cukup..!" jiup..!
"cukup..!! Tinggal dua yg masih menyala Bro... Nimit dan Ika..."

"makasih.. makasih.." ucap Tio seperti menyimpan satu kekecewaan yg sangat mendalam.

"Sebentar Bro... saya akan ke sebelah kanan dulu, Rinie.. Fammy.. Layliela.. kenapa kalian mematikan lampunya?? Layliela, 27 tahun seorang PNS cantiq berjilbab, kenapa kamu matikan lampu podiummu Girl??"

"sorry... gue gak suka cowok yg mellow kek dia dan kayanya Tio tuh type cowok yg suka gombal deh, liat aja lyric lagunya tadi, secara... gue kan paling anti di gombalin. So.. I'm sorry Bro, I can't..."

huuhuuhuuhu... sorak penonton makin membuat hati Tio bagai teriris. Dalam hati ia berkata, "padahal tadi aku tuh berharap banyak sama kamu La... kenapa kamu gak mau?"

"tenang aja Bro, masih ada Ika dan Nimit, keduanya seorang model, sama-sama cantiq.
Oow... sebentar Bro, saya akan ke sebelah kiri dulu.
Dhyna.... seorang wanita karir asal Medan, kenapa kau matikan lampunya Sayank...? Apa yg kurang dari Tio?"

"emmm... sebenernya cakep juga sih orangnya, imut, romantis dan kayaknya bakalan penuh perhatian sama orang yg dia sayangi, tapiii... saya menangkap sesuatu yg dia sembunyikan dari balik tatapan matanya, dan itu saya belum tau. Kita liat aja nanti."

"Baikk.. kalo gitu saya kembali ke Tio.
Tio... disana ada dua wanita cantiq yg masih menyalakan lampu, mereka milikmu Bro. Tapi gak mungkin juga kan kalo kamu membawa keduanya? Maka dari itu, kasih mereka satu pertanyaan, simak apa jawabnya dan matikan salah satunya."

"oke Girls.. satu pertanyaan dari Tio, apa yg akan kalian lakukan ketika kalian tau bahwa yg ada di depan kalian ini, ternyata uda punya istri??"

Ika : "hah.. udah beristri??? Sorry Choky, aku mundur aja, aku matikan lampu. Aku gak terima paket Bro, aku belum siap dimadu. Sorry..."

huhuhuhu... sorak riuh para penonton itu seolah pengin melempar Tio pake sekarung telor busuk. Uda tau punya bini masih aja ikutan acara beginian.

Nimit : "so and I Choky, aku juga belum siap jadi istri keduanya, aku mundur aja sekarang, sebelum semuanya terlambat, sorry..."

huhuhuhu.... Tio..! Tio..! Tio...!!

"Ungkapkan pembelaanmu Bro, jangan diem aja.."

"oke Choky, memang mereka berdua cantiq, tapi sebenernya tadi aku juga berniat mematikan lampu mereka. Bukan mereka yg aku suka Choky.. tapi gadis Medan itu. Sejak pertama tadi aku udah ngerasa ada klik sama Dhyna. Sayang dia uda mematikan lampunya sejak awal."

"Baiklah para pembaca artikel Semut semuanya, kita akhiri Take Me Out babak pertama ini dan saya akan segera kembali setelah pesan-pesan berikut.
Silakan kembali ke belakang Bro, tetap semangat, jangan pernah menyerah."

Dan di belakang panggung, nampak seorang wanita cantiq berwajah Jawa asli sedang hamil, masih tetap setia menunggu Tio datang.

"Gimana Kang Mas, siapa yg bakal menjadi maduku??"

"Aku gagal Diajeng, aku gak berhasil membawa seorangpun pulang, jangankan tiga wanita, Layliela, Rinie, Vivit ataupun Fammy, seorang Dhynapun gak berhasil aku takhlukkan."

"Alhamdulillah ya Alloh..." ucap Diajeng dalam hati, "Sabar Kang Mas, kan masih ada aku yg selalu setia disamping kamu."

"iya Diajeng, makasih, maafin Kang Mas ya.. aku udah gagal mewujudkan impianku.
Obsesiku untuk menjadi seperti Ndoro Doso Djoyodiningrat, udah hancur berantakan. Maafin Kang Masmu ini Diajeng, mulai sekarang, aku uda gak akan berniat punya empat istri lagi. Maafin Kang Mas yg pernah berniat membagi cinta."#.#.#

TAMAT