Malesz Blogging Syndrome

Pagi ini...
Ketika aku terjaga, seperti biasa, ponsel kesayangan adalah benda pertama yg aku sapa. Dan saat ia menyala, wajah manis itu selalu melekat dilayar utama. Segera kubuka daun jendela dan kutengok ayam bekisar yg sedang nangkring di kandangnya. Duduk aku di kursi teras lantai dua. Menatap lembayung indah di batas langit di ufuk sana. Dalam sekejap, angankupun melayang entah kemana. Jauh melintas hingga ke seberang samudra. Ada sebongkah rasa aneh dalam hatiku. Kenapa baru sekarang aku menyadari, betapa berharganya sedikit waktu ketika aku bersamamu. Ketika jiwa ini melayang bebas tak berbatas, merajut mimpi memulang waktu.
Hingga aku mampu tuk meraihmu, menggenggam jemarimu dan memeluk senyum manismu. Merasakan hangatmu
merasuk, mengisi hampa dalam kalbuku.
Sebuah rasa yg sekian lama lenyap terhanyut waktu, kini mekar kembali. Haruskah lalu aku tak mengaku bahwa aku sedang merindu? Haruskah aku ingkari perasaan itu?

Hmmmm.... bingung ni Sob, apa yg hendak aku tulis kali ini? Rasanya belum ilang juga 'malez blogging syndrome' yg tengah gencar menyerangku. Padahal berjuta ide serasa berontak saling berebut minta diposting. Tapi koq rasanya hilang sebagian gairah dalan otakku ya...

Jadi sekali lagi aku mohon maaf buat Sobat Semut semua yg merasa pernah menanyakan sesuatu.
Maaf aku belum bisa menjawabnya sekarang.
Ajie... sabar ya...
Aku tuh gak biasa menulis banyak topik dalam satu postingan, ntar bisa-bisa yg koment malah binggung. Jadi pertanyaan kamu aku jawab lain waktu aja ya...

Kembali ke masalah 'malez blogging syndrome' tadi.
Kenapa ya akhir-akhir ini, banyak banget temen-temen yg sepertinya malas mengupdate blognya? Apa memang penyakit ini sudah mewabah dan menjangkiti para blogger di negri ini? Adakah kalian punya satu tips atau lebih tepatnya obat buat memberantas virus malez ngeblog itu.
Marilah kali ini kita sharing tentang kiat membangkitkan lagi semangat ngeblog yg hampir memudar.
Monggo yg punya uneg-uneg, ide-ide cemerlang, silakan tulis di kotak koment ya...
Tapi aku harap kiatnya yg bener, yg serius, jangan seperti aku. Gara-gara aku gak konsen sama kerjaan, maka ketika Big Bos, minta dicarikan nilai sinus, cosinus, TANGeN dari sebuah angka, yg keluar dari mulutku malah, "iya bener Om, aku KANGeN sama dia"
Huhuhu.... begitu tipiskah jarak antara kebohongan dan kejujuran itu? Bilangnya gak kangen padahal di hatinya ngarep banget pengin ketemu. Bilangnya gak cinta padahal jauh di lubuk hatinya pengin ngakuin dia sebagai kasihnya.
Hati-hati Sob.. jangan sampai kejujuran itu justru mengisyaratkan tentang kebohongan kita. Atau sebaliknya, kita pengin berbohong tapi yg nampak justru kejujurannya. Kita bisa membohongi orang lain, tapi kita gak bakal mampu membohongi perasaan kita sendiri.
Jangan sampai kita salah memberikan informasi, seperti halnya ketika kita di depan kompi. Begitu mudahnya kita merubah posisi. Yg tadinya Kawan menjadi Lawan, hanya karena jari kita terpeleset, karena antara L dan K memang tanpa batas yg jelas. Aku rasa begitulah kira-kira jarak antara kangen dan tidak. Percis seperti jarak antara L dan K.